www.narasiutama.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini berada dalam situasi yang menarik untuk diamati, terutama menjelang potensi pengujian level psikologis 7.000. Setelah penutupan yang melemah pada perdagangan sebelumnya, banyak investor kini menunggu arah selanjutnya dari indeks ini.
Pada perdagangan terbaru, IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,54% atau 110,75 poin, menyentuh level 7.065,07. Tekanan ini muncul akibat kekhawatiran pasar, terutama dari beberapa saham besar di sektor perbankan, termasuk yang memiliki kapitalisasi pasar besar. Dengan kondisi yang fluktuatif ini, tantangan untuk IHSG semakin nyata.
Pergerakan IHSG dan Analisis Terbaru
IHSG dibuka di level 7.134,49 dan mengalami pergerakan dalam rentang yang cukup lebar, antara 7.035,84 sebagai titik terendah dan 7.152,91 sebagai titik tertinggi. Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp22,21 triliun dengan volume perdagangan yang signifikan, mencapai 25,91 miliar saham. Dari total 960 saham yang diperdagangkan, lebih dari separuhnya, yakni 468 saham, mengalami penurunan, mencerminkan tekanan jual yang mulai mendominasi pasar.
Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai sekitar Rp12.252 triliun, analisis dari berbagai sekuritas menunjukkan bahwa IHSG masih berada dalam kondisi yang rawan untuk mengalami koreksi lebih lanjut. Mengutip pendapat analis, kondisi saat ini dianggap sebagai fase awal dari gelombang penurunan, dan proyeksi menunjukkan potensi penurunan lebih jauh hingga level 6.713–7.035. Ini menjadi perhatian semua pelaku pasar, baik investor besar maupun ritel.
Strategi dan Rekomendasi Investasi di Tengah Ketidakpastian
Dalam konteks pasar yang penuh ketidakpastian ini, pelaku pasar disarankan untuk tetap berhati-hati. Meskipun ada peluang penguatan, pergerakan IHSG diperkirakan masih akan terbatas di rentang 7.088–7.112. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memantau level support dan resistance yang telah diproyeksikan, yakni di 7.009 dan 6.945 untuk support, serta 7.263 dan 7.324 untuk resistance.
Beberapa rekomendasi saham dari sekuritas menunjukkan saham-saham yang memiliki potensi untuk bangkit, seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (WIFI). Bagi investor, memahami tren ini dan melakukan analisis lebih mendalam menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang tepat di tengah situasi sulit ini.