www.narasiutama.id – Kegiatan pemilihan umum di tingkat sekolah merupakan wujud nyata dari penerapan demokrasi sejak dini. Dalam konteks ini, Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel) mengambil langkah inovatif dengan mengimplementasikan pemilihan Ketua OSIS SMA/SMK secara serentak di seluruh kabupaten dan kota.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi siswa sebagai pemilih pemula. Melalui program Gerakan Pendidikan Pemilih Berkelanjutan dan Terintegrasi, KPU Sulsel menanggapi inisiatif ini dengan serius.
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) KPU Sulsel, Hasruddin Husain, menegaskan bahwa mereka akan segera menindaklanjuti ide tersebut. Penyusunan skema sosialisasi di sekolah-sekolah selanjutnya akan menjadi prioritas mereka.
Hasruddin mengungkapkan rasa terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, yang telah memberikan dukungan penuh terhadap program Grebeg yang diusung KPU Sulsel. Ini adalah langkah penting untuk membangun kesadaran demokrasi di kalangan pelajar.
Lebih lanjut lagi, Hasruddin menyampaikan bahwa setelah tahapan pilkada dan pemilu selesai, KPU tidak akan berdiam diri. Mereka berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan partisipasi pemilih, dan pemilihan OSIS serentak ini diharapkan menjadi laboratorium demokrasi bagi siswa SMA/SMK di Sulsel.
Tujuan Pemilihan OSIS Serentak untuk Kesadaran Pemilih
Dalam 15 tahun terakhir, partisipasi pemilih di Pilgub Sulsel mengalami peningkatan sekitar 2 persen berkat dukungan berbagai mitra strategis. Oleh karena itu, dengan basis pemilih muda yang besar, Hasruddin optimis kolaborasi dengan Disdik Sulsel akan memberikan dampak signifikan pada angka partisipasi pemilu mendatang.
Lebih dari 50 persen pemilih pemula dan pemuda di Sulsel berpartisipasi saat Pilkada dan Pemilu. Data ini menunjukkan bahwa langkah ini sangat strategis untuk membangun budaya demokrasi.
Menurut Hasruddin, sekolah berfungsi sebagai ruang publik yang strategis dalam sistem sosial. Sekolah adalah tempat di mana nilai-nilai demokrasi dapat diperkenalkan kepada generasi mendatang.
Sosialisasi dan pendidikan pemilih memiliki perbedaan yang signifikan. Sosialisasi hanya memberikan informasi, sedangkan pendidikan pemilih berupaya mendorong perubahan perilaku dan kesadaran berpolitik.
Melalui program ini, KPU Sulsel bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai agen demokrasi yang memahami substansi demokrasi dengan baik. Ini mencakup kemampuan menjalankan fungsi kontrol serta menjadi pemilih yang cerdas pada pemilihan mendatang.
Kolaborasi antara KPU Sulsel dan Dinas Pendidikan
Hasruddin menjelaskan bahwa ide pemilihan OSIS serentak muncul dalam audiensi antara KPU Sulsel dan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, H. Andi Iqbal Najamuddin. Pertemuan tersebut awalnya membahas program KPU Mengajar yang bertujuan memberikan edukasi politik kepada siswa.
Namun, Andi Iqbal mengusulkan untuk memperkuat pendidikan politik di sekolah melalui pemilihan OSIS yang diadakan secara serentak. Usulan ini disambut positif oleh KPU, karena dinilai mampu menghadirkan simulasi demokrasi yang nyata.
Tim KPU kemudian berdiskusi mengenai desain pemilihan ini, yang mencakup tahapan sosialisasi, pendaftaran calon, kampanye, hingga pemungutan suara. Ini mirip dengan pemilu, tetapi dilakukan dalam skala sekolah.
Ketua KPU Sulsel, Hasbullah, menuturkan bahwa pemilih remaja di jenjang SMA/SMK adalah target utama pendidikan politik. Proses ini akan membantu siswa memahami prinsip-prinsip dasar demokrasi serta fungsi sistem pemilu yang berlaku.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model nasional untuk pendidikan politik terintegrasi di sekolah. Visi yang diusung oleh Dinas Pendidikan Sulsel patut diapresiasi karena jarang ada kepala dinas yang memiliki komitmen demikian.
Pentingnya Pendidikan Politik Sejak Dini di Sekolah
KPU Sulsel mengatakan bahwa langkah ini jarang terjadi di daerah lain dan layak dijadikan teladan. Melalui program ini, siswa diharapkan bisa memahami hak dan tanggung jawab mereka dalam konteks kontestasi politik.
Pendidikan pemilih bukan hanya soal memberikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran tentang pentingnya berpartisipasi dalam sistem demokrasi. KPU berharap agar siswa dapat memaknai proses politik dengan adil dan bijaksana.
Inisiatif ini tidak hanya akan membangun kesadaran politik di kalangan siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pemilih yang cerdas di masa depan. Dengan pendidikan politik yang tepat, generasi muda diharapkan bisa lebih aktif dan bertanggung jawab dalam memilih.
Dalam setiap tahapan kegiatan, KPU berkomitmen untuk memberikan pendampingan penuh agar semua proses dapat berjalan dengan baik. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan dampak positif bagi demokrasi di Sulsel dan menjadi kebangkitan kesadaran politik di kalangan siswa.
Melalui kolaborasi yang solid antara KPU dan Dinas Pendidikan, diharapkan demografi pemilih muda siap menyongsong pemilihan umum dengan integritas dan pemahaman yang lebih baik. Diperlukan dukungan semua pihak agar inisiatif ini dapat diterapkan dan berdampak luas.