www.narasiutama.id – Keberingasan situasi di Kota Makassar pada tanggal 29 Agustus baru-baru ini telah meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat. Insiden kerusuhan yang terjadi menyebabkan seorang mahasiswa, Rusdamdiansyah (25), kehilangan nyawanya setelah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok massa.
Dari informasi yang didapatkan, insiden ini dipicu oleh aksi unjuk rasa yang berkembang menjadi tindakan anarkis dan menyebabkan kerusuhan. Korban, yang diidentifikasi sebagai seorang siswa universitas, diduga dikeroyok karena dianggap seorang intel oleh para pelaku, menunjukkan betapa parahnya situasi saat itu.
Menurut Plt Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli Tahar, korban dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis namun nyawanya tidak tertolong. Kejadian ini menambah daftar panjang korban atas kerusuhan yang terjadi, dengan total empat orang dinyatakan meninggal dunia akibat kekacauan tersebut.
Meninggalnya Korban Menambah Deretan Prabudaya di Makassar
Insiden yang berlangsung malam itu berlangsung di sekitar Jalan Urip Sumoharjo, yang merupakan lokasi penting di kota tersebut. Kejadian tragis ini turut melibatkan tiga korban lainnya yang juga kehilangan nyawanya di lokasi berbeda, yakni Gedung DPRD Kota Makassar.
Kematian Syaiful, Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, bersama dengan staf DPRD lainnya, menambah keprihatinan masyarakat. Ketiga korban lainnya tewas dalam peristiwa yang sama saat gedung DPRD dibakar oleh massa, menciptakan suasana yang mencekam di sekitarnya.
Walaupun situasi mengerikan ini telah berlalu, dampaknya masih menggema di kalangan masyarakat. Pembicaraan tentang bagaimana kerusuhan ini terjadi dan mengapa massa berulah terus berlanjut, menimbulkan banyak pertanyaan di benak setiap warga yang tersisa.
Kerusuhan yang Mengguncang Kota Makassar
Peristiwa ini tidak hanya membawa kerugian materi, tetapi juga mempengaruhi kestabilan sosial dan politik Kota Makassar. Gedung DPRD menjadi saksi bisu dari kengerian tersebut, yang bisa terlihat dari asap tebal yang membubung tinggi setelah kebakaran terjadi.
Kepala Bappeda Kota Makassar, Dahyal, mengonfirmasi tewasnya tiga orang dalam kejadian itu, termasuk seorang anggota Satpol PP yang terjebak. Pihak berwenang berusaha untuk mengidentifikasi dan memberi kepastian mengenai siapa saja korban dari insiden menyedihkan ini.
Informasi juga menyebutkan bahwa ada seorang korban wanita, Sarina, yang ditemukan di lokasi kejadian. Peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya situasi ketika kerusuhan berkobar, menyebabkan hilangnya nyawa dari berbagai latar belakang.
Penyelidikan dan Langkah ke Depan bagi masyarakat Makassar
Usai terjadinya insiden ini, pihak berwajib harus mengambil langkah tegas untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan. Penyelidikan mendalam perlu dilakukan untuk menemukan pelaku serta mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.
Masyarakat pun diharapkan dapat bersatu dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memicu kembali kerusuhan. Penting bagi semua pihak untuk menjaga ketenangan, agar situasi di Makassar dapat kembali normal dan aman.
Dengan segala kerugian dan kesedihan akibat peristiwa ini, harapan tetap ada untuk rekonsiliasi dan pembenahan dalam tatanan sosial. Kota Makassar harus belajar dari pengalaman sulit ini agar serupa tidak terulang kembali ke depan.