www.narasiutama.id – Sektor jasa telah menjadi salah satu yang paling responsif terhadap perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Dalam era pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), bidang ini menjadi penggerak signifikan bagi perekonomian negara.
Dengan 65 juta pelaku UMKM, kontribusi mereka terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen. Salah satu subsektor yang menarik perhatian adalah barbershop, yang semakin berkembang seiring meningkatnya kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, akan pentingnya perawatan diri.
Perubahan dalam tren perawatan diri di kalangan pria menunjukkan bahwa barbershop kini tak hanya sekadar tempat cukur. Pelanggan menginginkan pengalaman yang cepat, nyaman, dan personal, serta kemudahan dalam hal pembayaran untuk memfasilitasi preferensi mereka.
Odysen Barbershop telah memanfaatkan peluang ini dan berkomitmen untuk menjadi jaringan usaha lokal yang tumbuh pesat, memadukan layanan personal dengan teknologi yang tepat guna. Dengan keinginan untuk menambah penghasilan di luar pekerjaan tetap, Hendi Yusup dan Senapati memulai usaha ini pada tahun 2015.
Mereka mencatat bahwa pasar barbershop saat itu belum banyak menawarkan variasi gaya rambut pria dengan harga terjangkau. Hendi mengungkapkan bahwa permintaan untuk potongan rumit sering kali diarahkan ke salon wanita, yang lebih mahal dan kurang nyaman.
Mereka melihat momen ini sebagai kesempatan untuk menawarkan barbershop dengan konsep yang lebih kasual dan pelayanan konsultatif. “Kami ingin menciptakan lingkungan di mana pelanggan merasa nyaman dan dapat berbicara dengan tukang cukur,” ungkap Hendi, menyoroti pentingnya hubungan antarpersona dalam dunia barbershop.
Bagi banyak pria, potong rambut adalah tentang kecocokan dan kepercayaan. “Kami ingin membangun hubungan akrab antara pelanggan dan tukang cukur, karena itu sangat penting dalam layanan ini,” katanya.
Kendala dan Solusi dalam Operasional Barbershop
Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah menentukan sistem operasional yang efisien. Saat awal, semua transaksi dilakukan secara tunai, dan pencatatan masih manual, yang mengakibatkan berbagai risiko.
Kesalahan perhitungan dan insiden keamanan sempat menggoda usaha mereka. “Kami pernah dirampok karena menyimpan banyak uang tunai,” kenang Hendi. Selain itu, tukang cukur juga mengalami kesulitan saat mencatat transaksi.
Dari pengalaman tersebut, Hendi dan Senapati menyadari pentingnya adopsi pembayaran digital sebagai solusi. Meskipun mereka sempat mencoba mesin EDC, banyak pelanggan yang tidak menggunakan kartu debit atau kredit.
Setelah meneliti berbagai pilihan, mereka memilih DANA Bisnis sebagai solusi terbaik. Dengan satu QR code yang dapat diakses dari berbagai platform pembayaran digital, transaksi menjadi lebih praktis dan efisien.
“Kami tidak perlu lagi menggunakan mesin EDC yang memakan biaya tambahan. Sekarang, pencatatan menjadi otomatis dan lebih rapi,” jelasnya, menggambarkan kemudahan dalam pengelolaan usaha mereka.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Barbershop
Meskipun teknologi telah banyak membantu, tantangan lain muncul dalam mencari tukang cukur berpengalaman. Setelah mencoba berbagai pendekatan, Hendi dan Senapati memutuskan untuk membuka sekolah cukur mereka sendiri.
Langkah ini tidak hanya efektif dalam memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), tetapi juga menjadi bagian dari standar kualitas layanan. Saat ini, Odysen Barbershop telah memiliki 15 cabang di area Jabodetabek, didukung oleh barber yang telah dilatih secara khusus.
Dengan pertumbuhan bisnis yang pesat, mereka juga tengah merencanakan untuk memperluas jangkauan cabang dan menyempurnakan konsep layanan agar tetap relevan dengan pasar, terutama generasi muda. “Kami ingin pendekatan kami lebih berorientasi pada loyalitas pelanggan,” kata Hendi.
Ke depannya, Hendi berharap DANA dapat mengembangkan lebih banyak fitur yang mendukung pelaku usaha kecil seperti mereka. “Jika ada fitur pinjaman atau pembiayaan usaha, hal itu tentu akan sangat membantu dalam ekspansi kami,” tambahnya.
Menurut Hendi, digitalisasi telah membantu mereka menjadi lebih efisien, mengurangi risiko kesalahan pencatatan, serta mengurangi kemungkinan kehilangan uang. “Ini adalah langkah yang paling praktis untuk berkembang di era sekarang,” tuturnya.
Pentingnya Digitalisasi untuk Pelaku Usaha Kecil
Pesan penting juga disampaikan Hendi kepada para pelaku UMKM lainnya yang sedang merintis usaha. “Jangan ragu untuk memulai mengadopsi layanan keuangan digital,” katanya, menekankan pentingnya keterbukaan terhadap inovasi.
Dengan beradaptasi terhadap teknologi, pelaku UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperbaiki pengalaman pelanggan. Dengan demikian, mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Dalam dunia yang terus berubah, kemampuan untuk beradaptasi dan mengadopsi teknologi baru menjadi kunci kesuksesan. Sektor jasa, termasuk barbershop, ora kebal terhadap dinamika ini dan harus siap untuk menghadapi tantangan serta peluang yang ada.
Dengan pengalaman yang mendalam dan inovasi yang berkelanjutan, Odysen Barbershop akan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor jasa di Indonesia. Kesuksesan mereka juga berpotensi menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya di seluruh tanah air.
