www.narasiutama.id – Kantor Otoritas Jasa Keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat baru-baru ini melaksanakan sosialisasi Pedoman Akses Pelayanan Keuangan untuk Disabilitas Berdaya (Pedoman SETARA) serta pelatihan sensitivitas layanan bagi pelaku usaha jasa keuangan. Acara ini bertepatan dengan upaya untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi penyandang disabilitas di lingkungan keuangan yang lebih ramah dan inklusif.
Kegiatan yang berlangsung di ballroom Sultan Hasanuddin ini dihadiri oleh 80 perwakilan dari berbagai sektor jasa keuangan, termasuk perbankan, asuransi, dan pembiayaan. Kolaborasi antara Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK dengan PT Parakerja Disabilitas Bisa memberikan peluang untuk menyelami lebih dalam tentang pentingnya aksesibilitas dalam layanan keuangan.
Sosialisasi ini merupakan langkah konkret setelah peluncuran Pedoman SETARA pada Hari Disabilitas Internasional yang diadakan pada Desember 2024. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pedoman yang jelas bagi pelaku usaha jasa keuangan agar dapat memberikan layanan yang lebih sensitif terhadap kebutuhan penyandang disabilitas.
Pentingnya Pedoman SETARA dalam Pelayanan Keuangan
Pedoman tersebut berfungsi sebagai panduan praktis yang menekankan enam aspek krusial: infrastruktur fisik yang dapat diakses, infrastruktur digital, akses terhadap dokumen, penanganan pengaduan, panduan pendampingan, dan sensitivitas dalam layanan. Ini bertujuan untuk menjamin bahwa penyandang disabilitas bisa menikmati akses yang sama dalam berbagai layanan keuangan.
Dalam sambutannya, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch Muchlasin, menyoroti bahwa semua orang, termasuk penyandang disabilitas, berhak mendapatkan layanan keuangan yang setara. Penekanan pada hak-hak ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada kelompok masyarakat yang terabaikan dalam ekosistem keuangan.
Melalui Pedoman SETARA, OJK berkomitmen untuk memastikan bahwa pelaku usaha tidak hanya sebatas memenuhi regulasi, tetapi juga menyajikan layanan yang manusiawi dan inklusif. Ini menjadi bagian dari strategi OJK untuk menghadirkan layanan yang ramah dan sensitif terhadap kebutuhan konsumen.
Pelatihan Sensitivitas Layanan bagi Pelaku Usaha Keuangan
Peserta pelatihan mendapatkan pengajaran tentang komunikasi yang etis dan empatik saat melayani konsumen dengan beragam disabilitas. Ini bertujuan agar para pelaku usaha dapat memahami konteks serta kebutuhan pelanggan mereka dengan lebih baik, memperkuat hubungan antara penyedia dan penerima layanan.
Dalam pelatihan tersebut, para fasilitator dari Parakerja memberikan wawasan dan keterampilan untuk membangun budaya pelayanan yang tidak diskriminatif dan responsif. Bidikan utama adalah agar para pelaku usaha dapat menjadi contoh dalam inklusi disabilitas di sektor keuangan.
Peningkatan sensitivitas ini diharapkan mampu mendorong inovasi nyata dari pelaku usaha untuk menciptakan lingkungan keuangan yang lebih adil dan terbuka. Dengan demikian, agenda untuk meningkatkan literasi keuangan akan lebih mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Strategi Pemerintah dalam Mewujudkan Inklusi Keuangan
Program SETARA ini berkolaborasi dengan tujuan pemerintah yang lebih luas dalam memperkuat pembangunan sumber daya manusia. Ini termasuk aspek pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender, di mana semua pihak, terutama penyandang disabilitas, mendapat tempat yang setara.
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan keuangan bagi seluruh warga negara. Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan informasi dan produk keuangan yang mereka perlukan dengan lebih mudah.
Inisiatif semacam ini adalah langkah penting menuju respons yang lebih adaptif terhadap perubahan sosial. Melibatkan penyandang disabilitas dalam ekosistem keuangan bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga langkah strategis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Mendorong Inisiatif dari Pelaku Usaha Jasa Keuangan
Diharapkan para pelaku usaha akan lebih aktif dalam mengembangkan kebijakan yang mendukung inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas. Melalui pendekatan ini, sektor keuangan tidak hanya dianggap sebagai penyedia produk, tetapi sebagai bagian dari solusi yang lebih luas untuk menyelesaikan tantangan sosial.
Dengan demikian, ketersediaan produk keuangan yang beragam dan ramah disabilitas akan meningkat. Hal ini akan memberikan peluang yang lebih besar bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perekonomian.
Sektor keuangan memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak dalam isu-isu sosial yang berkaitan dengan penyandang disabilitas. Komitmen untuk membangun layanan yang inklusif dan aksesibel akan membawa dampak positif bagi masyarakat luas.
