www.narasiutama.id – Memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Dinas Kesehatan Bulukumba bersama dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bulukumba melaksanakan kegiatan sosial yang berfokus pada kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan skrining untuk mendeteksi penyakit Tuberkulosis (TBC) serta Infeksi Laten TBC (ILTB).
Selama dua hari, tepatnya pada Rabu dan Kamis, 6-7 Agustus 2025, sosialisasi dilakukan di ruang pertemuan Lapas Bulukumba. Kegiatan ini bertujuan untuk menjangkau seluruh petugas serta warga binaan yang ada di dalam lapas, sekaligus memberikan pengetahuan tentang gejala dan pencegahan penyakit menular.
Melalui kegiatan ini, diharapkan bisa mendeteksi secara dini kasus TBC dan memberikan edukasi terkait langkah-langkah pencegahan. Dari segi kesehatan jiwa dan raga, penting bagi masyarakat di dalam lingkungan kemasyarakatan untuk memahami cara menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit menular.
Kepala Lapas Kelas IIA Bulukumba, Akbar Amnur, juga mengingatkan pentingnya kebersihan lingkungan dalam mencegah penyebaran penyakit. Dalam pembukaannya, ia menekankan bahwa keberadaan penyakit dalam lapas sangat berkaitan dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung.
Berdasarkan laporan dari Rinal, salah satu petugas kesehatan di lapas, hingga pertengahan tahun 2025 telah terdeteksi tiga kasus TBC aktif yang sedang menjalani pengobatan. Ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap kesehatan di dalam lembaga pemasyarakatan harus dilakukan secara intensif.
Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr. Muhammad Amrullah, mengungkapkan tekad untuk menjadikan kegiatan sosialisasi dan skrining seperti ini sebagai agenda rutin. Ia menegaskan akan terus melakukan pemantauan kesehatan secara berkala untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas.
Rincian Kegiatan Sosialisasi dan Skrining Penyakit Menular
Dalam kegiatan ini, dr. Hamka, seorang dokter spesialis paru, memberikan penjelasan mendalam mengenai TBC. Ia membahas penyebab, gejala, serta metode pengobatan yang perlu diketahui oleh masyarakat dan petugas di lapas.
Pentingnya menjaga kondisi lingkungan agar tidak menjadi sarana penyebaran kuman TBC juga menjadi fokus utama dalam presentasi yang disampaikannya. Sosialisasi ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai cara-cara mencegah penyebaran penyakit.
Selain sosialisasi tentang TBC, kegiatan ini juga melibatkan skrining untuk Penyakit Tidak Menular (PTM). Pemeriksaan mencakup pengukuran berbagai parameter kesehatan seperti tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, serta asam urat, yang dilakukan oleh tim dari Puskesmas Bontonyeleng.
Pertumbuhan minat warga binaan untuk berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan sangat diapresiasi. Ini menunjukkan pemahaman yang semakin meningkat tentang pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit di kalangan mereka.
Ketiga dokter yang terlibat dalam kegiatan ini bersama dengan tim dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi warga binaan dan pegawai lapas. Dengan kerjasama yang harmonis, kegiatan ini menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat.
Jumlah Peserta dan Tanggapan Masyarakat Terhadap Kegiatan
Selama dua hari pelaksanaan, kegiatan ini berhasil menjaring sebanyak 506 peserta yang ikut dalam pemeriksaan. Rincian peserta terdiri dari 48 pegawai Lapas, 453 warga binaan, dan 5 pegawai dari Dinas Kesehatan.
Partisipasi yang tinggi menunjukkan antusiasme dari semua pihak mengenai kesehatan. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sosialisasi tetapi juga peluang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Pengumuman hasil pemeriksaan Tuberculin Skin Test dijadwalkan pada tanggal 8 dan 9 Agustus 2025. Hasil ini sangat dinantikan oleh peserta yang telah menjalani penyuntikan untuk mendapatkan informasi terkait kondisi kesehatan mereka.
Tumpuan pada deteksi dini dan edukasi diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Kegiatan semacam ini perlu dilanjutkan secara berkala untuk menjaga kesehatan warga binaan dan petugas Lapas.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini, diharapkan tubuh tetap kuat dan terhindar dari berbagai penyakit menular, termasuk TBC yang menjadi fokus utama dalam kegiatan ini.
Pentingnya Kerjasama dalam Meningkatkan Kesehatan di Lapas
Melalui kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan dan Lapas, sosialisasi ini diharapkan dapat menciptakan kesadaran yang lebih luas untuk menjaga kesehatan. Kegiatan seperti ini memiliki peran penting dalam meningkatkan taraf kesehatan di lembaga pemasyarakatan.
Lingkungan yang bersih dan sehat bukan hanya impian, tetapi sebuah kebutuhan bagi semua yang berada di dalam lapas. Dengan adanya program rutin dan dukungan dari semua pihak, kondisi kesehatan bisa terjaga dengan baik.
Partisipasi seluruh elemen dalam kegiatan ini merupakan kunci sukses dari sosialisasi dan skrining yang dilakukan. Keberlanjutan kegiatan serupa akan memastikan semua pihak, baik pegawai maupun warga binaan, mendapatkan manfaat ilmu dan pelayanan kesehatan.
Ketika masyarakat memahami pentingnya menjaga kesehatan, mereka akan lebih proaktif dalam melakukan pemeriksaan kesehatan. Edukasi yang terus menerus akan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan individu dan komunitas.
Dengan harapan untuk dibentuknya budaya hidup sehat di dalam lembaga pemasyarakatan, kegiatan ini menjadi langkah awal yang signifikan. Upaya bersama untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran penyakit menular patut diapresiasi dan harus dilanjutkan ke depannya.